Senin, 18 Mei 2009

JASA KELUARGA PAMAN KUKUK





“tek..tek..tek.krik..kriiiiik.”
Suara detak jam dinding beradu dengan kerik jangkrik semakin keras terdengar, menandai larutnya malam.
“Reno, ayo tidur sayang. Sudahi dulu belajarnya, ibu tahu kamu sudah melakukan yang terbaik.”
“Tapi Reno tak mau kalah di lomba besok, ibu” jawab Moreno
“Ah persis seperti Almarhum Bapakmu. Tapi ayo, ayo kalo tidak tidur sekarang besok kau akan terlambat Nak”
“Baiklah, ibu”
Berjalan pelan menuju kamar setelah membereskan bertumpuk-tumpuk bukunya. Tak lupa Reno melakukan semua ritual sebelum tidurnya. Gosok gigi, cuci muka tangan dan kaki, dan tak lupa memasang alarm jam dinding yang sengaja dipasang tak jauh dari jangkauan Reno.
Moreno memutar penunjuk alarm tepat di angka 5.
“Paman Kukuk jangan lupa bangunkan aku jam 5 esok pagi. Esok hari yang penting untukku, selamat tidur” gumam Reno pada jam kesayangannya.

Jam kukuk tua itu boleh dibilang satu-satunya benda berharga di rumah Moreno. Reno tinggal bersama ibunya yang menjanda 2 tahun terakhir ini. Semenjak kepergian ayahnya kehidupan Reno boleh dibilang kekurangan, tapi ibu dan Reno tak pernah terlihat sedih atau murung mereka selalu bersyukur dan merasa bahagia.

Jam kukuk itu berlapis warna coklat kayu dengan paduan warna emas, terlihat sedikit mewah berkesan kuno dengan ukir-ukiran rumit di bagian sangkar burung kukuk yang berfungsi sebagai alarm. Sepertinya tak ada yang istimewa dengan jam ini. Setidaknya bagi Reno dan Ibu, jam kukuk merupakan salah satu warisan ayah yang berarti.

Reno telah larut dalam mimpi indahnya ketika jam kukuk berdentang dua belas kali..
“Kukukk…Kukuk”
“Aduh-aduh berisik sekali paman Kukuk ini” suara lirih terdengar dari arah dinding
“Ups..maaf malam telah larut makanya bunyinya terdengar keras, sayang” Jawab Om kukuk si burung tua
“Papa, detik, tak habis pikir. Kenapa Detik selalu berputar-putar di sini tak keruan. Memangnya tak ada hal lain yang lebih penting yang bisa detik kerjain apa?” Tanya Detik kepada papa Jam
“Hohoho, sayangku detik, kita ini penting. Kita ini berharga. Kau tidak dengar tadi Reno berpesan apa padamu Nak?”
“Ya..ya kita harus membangunkannya lebih awal pagi ini. Karena esok pagi adalah hari penting untuknya”
“jadi?”
“Tapi kenapa yang lain bergerak lebih jarang ketimbang detik? Kenapa detik dibuat lebih kecil?”
“Hihihi, detik kau yang paling lincah diantara kita karena badanmu yang kecil. Kau penting sekali, karena kalo tak ada detik maka tak ada pula kakak menit, ibu dan ayah jarum jam dan paman kukuk. Bisa-bisa kita semuanya akan berhenti dan berakhir di rongsokan barang bekas.” Jawab papa jam panjang lebar
“Dan lagi manusia menghargai kita sayang. Lihatlah dinding sudut sana. Reno sendiri yang menuliskan dan menempelkan kata-kata itu, bisakah kau membacanya?” Tanya mama jam pada detik
waktu adalah uang. Apakah Reno bisa membeli makanan dengan waktu, mama?” Tanya detik polos
“Hahaha, detik..detik. Maksudnya tuh Reno merasa waktu begitu berharga dan setara dengan uang” kata kakak menit geli.
“Berarti kita lebih berharga lagi dong, karena kita yang menunjukkan uang?” Tanya detik lagi
“hahahaha, kau betul anakku sayang” jawab mama papa jam berbarengan.

Wah, wah mereka asyik ngobrol hingga tak berasa sinar oranye mulai menguak di ufuk sebelah timur.
“Papa aku sudah bergerak 360 kali, dan kak menit juga telah berpindah, mama juga sudah bergeser. Sekarang tugas siapa nih?” Tanya detik
Tepat ketika mama dan papa jarum jam menunjuk angka 5 dan 12. Keluarlah paman burung kukuk dari sangkarnya.




“KUKUK..KUKUK..KUKUK..KUKUK..KUKUK, halo semuanya selamat pagi keluarga jam. Kalian semua membangunkannku, dan aku akan membangunkan Moreno. Semangat semuanya!.” Sambut paman kukuk riang.
“HOAHHHMM, wah terima kasih jam kukuk. Aku akan segera bersiap” kata Morena bersemangat.

Hari ini Moreno akan mengikuti lomba cerdas cermat SD tingkat nasional. Hadiahnya beasiswa sampai lulus, tentunya Reno tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan memenangkan lomba artinya Reno sudah membantu meringankan beban ibu yang hanya bekerja sebagai tukang sayur. Dan Reno yakin akan menang, tentu saja dengan persiapan matang.

“HOREEEE….IBU..IBU, lihat ini apa yang aku bawa untuk Ibu!”
Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang ketika Reno pulang dan mengacung-acungkan piala di tangan kanannya dan piagam di tangan kirinya.
“Kamu menang Nak, Ibu sudah yakin!”
“Terima kasih ibu, wah Reno lapar. Pasti ibu sudah menyiapkan makan siang istimewa, Reno mampu mencium baunya dari jarak 5 mil”

Di kamar Reno, keluarga jam saling mengerling bahagia.
“Aku tahu Reno akan menang. Reno anak baik dan pandai membahagiakan orang lain, bahkan kita semua keluarga paman kukuk” gumam detik pada dirinya sendiri.
“Kau hebat detik, kita semua berjasa” kata mama papa jarum jam, kakak menit bahkan paman kukuk berbarengan.

1 komentar: