Kamis, 06 Agustus 2009

Bukan hanya Afgan yang Ter-SADIS i..

“Oh Tuhan ..oh Tuhanku …a..a..aku membunuhnya?? Oh TUHAN AKU MEMBUNUHNYA!!” desah dan teriakan Raya menggetarkan segala urat nadi makhluk yang masih bernyawa di pagi buta.

Dengan jantung masih berdegup kencang dan peluh bercucuran, Raya terduduk lemas melorot di dinding kamar mandi yang lembab bahkan basah. Punggung dan tangannya lemas, sekujur tubuhnya masih bergetar antara menahan tangis ketakutan, iba tapi juga secuil rasa senang. HAA senang ?!?!?!?!

Setelah memastikan kondisi korban yang terkulai lemah. Raut muka cantik Raya terlihat aneh, kedua bola matanya yang lebar berkaca-kaca, dahinya berkerut, kedua pipinya yang chubby bersemu-semu merah sepertinya Raya sangat menderita, tapi salah satu sudut bibirnya seperti menyiratkan senyum. Ya, sesungging senyum yang menyiratkan kemenangan, kemerdekaan dan kebanggaan! Atas apa? Entahlah.

------

Padahal bathtub itu bersih dan wangi, tapi bukan wangi yang biasa. Terlampaui wangi bahkan, karena ada begitu banyaknya sabun cair branded disana. Air di kran besar masih menyala, sementara shower mengkilat itu masih mengalirkan gemericik kecil air..

Sementara di sana, didalam bathtub, terkulai lemah sesosok korban. Badannya tertelungkup tak berdaya, bagian wajahnya terendam sabun cair yang memenuhi mulut, hidung dan kedua matanya, arggghh pasti sangat perih dan menyiksa. Sungguh SADIS!

----

Tadinya dia hanya ingin keluar dari sana dari kamar mandi yang sangat bersih dan wangi, dia tersesat di dalam rumah Raya yang mewahnya naudzubilah. Begitu dia melihat kamar mandi di kamar Raya, dia takjub dan mengagumi kamar mandi yang mirip istana baginya.

Hanya saja dia terlalu bodoh untuk menyadari bahwa hal seperti itu tak pantas baginya, makhluk yang tercipta dengan sangat minimal dan kotor. Ini bukan kehidupan yang diinginkannya. Tapi begitu ia berupaya keluar dari sana dia terpeleset ke dalam bathtub segede kolam renang yang mewah itu, dan ketika hendak keluar dari sana sambil berpegangan pada shower, ternyata Raya sedang menikmati acara bersih dirinya pagi ini, ah semuanya terlambat ketika Raya mulai menyadari keberadan makhluk aneh semacam dia ditempat itu. Dan mulailah peristiwa naas ini terjadi padaku..

Aku berusaha keras untuk pergi secepat mungkin tanpa terlihat, ternyata kaki kiriku terkilir dan agak susah berjalan dengan cara normal di bathub wangi yang licin ini. Tiba-tiba guyuran air yang begitu kencang menghantam mukaku, terus dan terus hingga aku kesulitan bernafas, menyusul kemudian lemparan gayung besar itu tepat menohok belakang kepalaku. Duh kepalaku pening dan sekujur tubuhku basah, tubuhku mulai menggigil. Tapi Raya tak kunjung puas dan mengakhiri siksaan ini. Aku sudah setengah mati berjuang untuk tetap hidup, tapi tubuhku begitu lemah untuk sekedar mengiba pada Raya. Duh gusti, apa dosaku? Detik berikutnya Raya menyiram begitu banyaknya cairan sabun yang tepat mengenai kedua mataku, oh rasanya sangat perih. Aku tak kuat lagi Tuhan, aku mohon padaMu ambilah saja nyawaku yang tak berharga ini. Dan kepada Raya, maafkan aku karena telah menakutimu dan membuatmu panik sungguh aku tak bermaksud melakukannya…


Hal terakhir yang aku sadari sebelum tiba ajalku hanyalah kata-kata Raya yang begitu sangar dan membakar emosi

“AAAA….KECOAA KOTORR, PERGI KAU DARI SINI!!!!”

3 komentar:

  1. Ctek,.. deng,.. dierr,.. tung,..deg,... gluduk,...gluduk,...gluduk,.. gluduk,.. prank,.. jdug,., dag,.. dierrr, !!! jeesssHH,.!!!!

    BalasHapus