CHAPTER 4
Mobil Mercy metallic itu meluncur pelan membelah jalanan lengang, Salwa ada didalamnya bersama 2 siswi peraih NEM tertinggi lainnya. Duduk di belakang kemudi adalah Bu Pipit Kepala Sekolah bersahaja, yang dengan suka cita mengantar Salwa untuk mendaftar di sekolah lanjutan paling unggulan di kota itu.
Salwa belum tau pasti berapa NEM yang diperoleh Collin, hanya saja hati Salwa mengatakan ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
Tanpa babibu, petugas pendaftaran tersenyum mantap dan menyalami tangan Salwa,
“Selamat, kamu jadi siswi SLTP ini tanpa tes dan pasti GOAL!”
“Terima kasih ibu”
Selesai sudah, hanya sampai disinikah?
Entah kenapa Salwa begitu sedih hari ini, padahal moment ini dia harapkan dari sekitar 2 tahun yang lalu. Masa di mana dia memasuki sekolah baru, lingkungan baru, tapi tanpa Collin semuanya terasa tidak ada gunanya.
***
Sesampai di rumah Salwa melempar tubuhnya yang mungil di kasurnya yang mini dan minimalis. Ya Salwa bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan, sehingga semua yang Salwa dapatkan segalanya setelah melewati proses berbagi dan turun-temurun dari kakak-kakaknya.
“Nak, tadi Pak Alvan datang menawarkan beasiswa lo”
Ibu Salwa menyambut dengan hangat penuh nada kebanggaan
“Ibu, Salwa udah didaftarin sama Ibu kepala Sekolah Di SLTPN 03. Maaf ya Bu, Salwa janji nanti Salwa akan cari beasiswa lagi”
“Nggak papa, Ibu terserah kamu aja. Ibu yakin kamu nggak akan mengecewakan Ibu kan?”
Salwa hanya tersenyum dan berdoa
“Semoga Ibu, hanya saja tanpa Collin semuanya jadi terasa agak berat..”
TO BE CONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar