Diceritakan kembali oleh Icha Affandy

NgngnggNGNGNGNGNGNGNG! HAP! SLURP!
Di tepi sebuah danau, di sela sesemakan yang rimbun dan lembab.
Seekor katak kecil dan gemuk menikmati santapan malam untuk yang kelima kalinya.
“Hohoho, ayolah Nak berhentilah makan sebelum nyamuk-nyamuk gemuk itu membuatmu muntah kekenyangan..”Kata Ibu Katak
“Ah ibu, ini baru yang kelima, perutku ini mampu memuat berpuluh-puluh nyamuk dalam sehari”jawab anak katak
“Hohoho, melihatmu begitu gembul Ibu jadi teringat sebuah cerita tentang danau ini”kata ibu katak
“Apa itu Bu?”Tanya anak katak
“Ayolah sini, berbaringlah di kedua kaki ibu dan ibu akan mulai bercerita untuk mengantar tidur nyenyakmu”kata ibu katak
Plung…
Terdengar suara lemparan kail. Ya disana, ditepi sungai berair jernih di kaki bukit, tampak seorang pemuda sedang asyik memancing bersama anjing setianya.
Tidak seperti biasanya, hari ini selesai sarapan, Ia hanya ingin memancing dan bersantai. Toh tidak setiap hari ia harus mengerjakan ladang. Kalo beruntung, makan siang dengan lauk ikan bakar pasti akan sangat nikmat! Hmm…
Setelah beberapa saat menunggu dengan sabar, terasa sesuatu memakan umpannya. Nah ini dia makan siangku, pikir pemuda itu.
Perlahan dan kuat ditariknya tongkat pancing..
TARRAAAA…seekor ikan besar bersirip indah menggelepar-gelepar tak berdaya!
Makan siang yang sempurna. Pikir pemuda itu
Dengan perasaan puas dan langkah ringan, pemuda itu pulang ke pondok kecilnya
yang nyaman. Sesampai dirumah Ia baru teringat dia harus ke pasar untuk membeli beberapa bumbu dan sayuran.
Sebelum pergi ia berpesan agar anjingnya menjaga pondok.
Tak seberapa lama, pemuda itu kembali dari pasar dengan membawa belanjaan. Tapi sesampai di pondok ia terkaget-kaget melihat sisik dan sirip ikan bertebaran dilantai.
“Siapa yang mencuri ikanku!”. Teriak pemuda itu dengan penuh amarah
Oh ya ya, sepertinya dia tau siapa pelakunya.
Di halaman pondok ia melihat anjingnya yang bermain sambil menjilat-jilati kakinya. Tanpa berpikir panjang ditendangnya anjing piaraannya itu.
“Dasar anjing pencuri..”
Kaing! Kaing! Teriak anjing itu kesakitan.
“Berhenti! tolong jangan sakiti anjing tak berdosa itu”
Terdengar suara lembuat perempuan dari dalam pondok.
Terkaget-kaget pemuda itu, demi melihat seorang gadis cantik berdiri anggun dalam pondoknya, pemangdangan yang sangat kontras mengingat kondisi pondoknya yang kotor dan tampak usang.
“Siapa kamu, apa yang kamu lakukan dalam pondokku” Tanya pemuda itu penuh selidik
“Aku adalah ikan yang berhasil kamu tangkap” jawab gadis itu
“Tolong beri kesempatan aku untuk hidup, dan aku akan mengabdi sepenuhnya kepadamu” lanjut gadis itu penuh harap
“Tuhan mengatur agar kita berjodoh. Maka jika kau ijinkan, aku akan menjadi istri yang baik bagimu. Tetapi dengan satu syarat. Jangan pernah berkata bahwa aku adalah ikan”
Setelah berpikir lama akhirnya pemuda itu menyetujui usul dan syarat itu. Maka mereka menjadi suami istri yang bahagia.
Beberapa bulan kemudian sang istri mengandung, makin lengkaplah kebahagiaan mereka dengan hadirnya sang buah hati.
9 bulan kemudian sang istri melahirkan seorang bayi laki-laki lucu. Jadilah mereka Bapak dan emak yang bahagia, karena dianugrahi bayi lucu yang sehat dan kuat.
Beberapa tahun kemudian sang bayi tumbuh menjadi bocah kecil yang kuat. Makan dan minumnya banyak. Sayangnya ia kurang suka membantu orang tua.
Namun Bapak dan emaknya memaklumi hal ini karena dia masih kecil.
Semakin bertambah usia anak mereka, kebutuhan makanannya pun semakin banyak. Sangat banyak bahkan. Kadang-kadang karena masih terasa lapar ia mencuri jatah emak atau bapaknya.
Melihat hal ini lama-lama Bapak jadi geram.
“Kerjamu hanya makan dan tidur, lalu kapan kamu bisa membantu emak dan bapakmu ini?” Tanya Bapak sebelum berangkat kerja
“Sudah Pak, nanti juga dia akan membantu. Iya kan Nak” kata emak menenangkan
“Nggak ah Mak. Bagaimana aku bisa kerja kalo aku selalu lapar” jawab anaknya lugu
Bapak semakin marah mendengar jawaban anaknya. Dengan kesal ia berangkat ke ladang. Sementara Emak hanya tersenyum menahan kesedihannya.
Wajar seekor anak ikan makannya banyak. Batin emak
Hingga suatu hari Emak meminta tolong pada anaknya untuk mengantar bekal makan siang Bapak yang tertinggal..
“Tolong Nak antar makanan ini buat Bapak. Kasihan Bapak pasti lapar” pinta Emak dengan lembut
“Baiklah Mak” Jawak si Anak menyanggupi
Siang mulai terik. Si Anak berjalan pelan diantara bayangan pohon rindang.”
“Wah aku haus sekali”
Karena merasa sangat haus, anak itu meminum air dari bekal Bapak. Perjalanan masih jauh namun perutnya sudah terasa lapar..
“Kriuk..kriuk”
Diliriknya bekal Bapak sambil bepikir..
“Kalo aku makan sebagian Bapak pasti mengerti kalo aku sangat lapar” ujarnya
Tanpa pikir panjang dibukanya bekal Bapak. Mulailah dia memakan dengan lahap. Saking lahapnya tak terasa bekal Bapak tandas dimakannya.
“Waduh, bagaimana ini Bapak pasti marah”
Si anak tak berani ke ladang, akhirnya dia malah pergi bermain saja.
Sementara di ladang, Bapak yang kelaparan akhirnya pulang. Dirumah ditemuinya Emak yang langsung di dampratnya.
“Kenapa bekal Bapak tidak Emak antarkan?!” Tanya Bapak emosi
“Aku minta tolong anak kita mengantarkannya..” jawab Emak terheran-heran
“Mana! Udah siang begini Bapak belum makan apa-apa sama sekali!” jawab Bapak
“Oh Tuhan, kemana anak itu?” Emak balik bertanya dengan khawatir
Bapak memutuskan mencari anaknya. Hingga di sebuah tanah lapang dilihatnya si anak tengah asyik bermain dengan kerbau. Sementara di sampingnya, Bapak melihat bakul kosong tergeletak.
Melihat hal itu Bapak Emosi. Tanpa pikir panjang dihampiri dan dimarahinya si anak.
“Heh sini, CEPAT!” teriak Bapak memanggil
“Ba..Bap..Bapak..” jawab anak ketakutan
“Mana Bekal Bapak! Hah ayo jawab!”
“Dasar anak Ikan! Anak tidak berbakti, bikin orang lain khawatir saja!.. Kau biarkan Bapakmu ini kelaparan hah. Maumu apa?!”. Tanpa sadar Bapak melanggar janji yang selama ini selalu dia pegang.
Mendengar kata-kata bapaknya. Si Anak sedih seraya berlari pulang sambil menangis tersedu-sedu menemui ibunya..
“Hikhik. Emak…apa benar aku ini anak ikan mak?” Tanya si anak sambil menangis
“Siapa yang berani berkata begitu padamu Nak?” Tanya Emak terkejut
“Bapak, Mak. Bapak sangat marah dan membenciku”
Mendengar jawaban anaknya, Emak hanya tertunduk lesu. Ikut menangis dan menggandeng tangan anaknya..
“Ayo nak, kita harus pergi dari sini. Kita memang berasal dari ikan dan karena Bapak melanggar janjinya maka kita akan kembali menjadi ikan.”
Bapak yang menyadari kesalahannya. Berlari pulang. Mendapati anak dan istrinya tidak ada, Bapak berteriak-teriak..
“Maafkan aku, maafkan aku, jangan tinggalkan aku…KEMBALI!”
Namun, janji adalah janji. Emak juga tidak bisa berbuat apa-apa. Seketika langit gelap. Kilat menyambar-nyambar. Hujan badai menumpahkan berton-ton air yang menenggelamkan halaman dan ladang. Genangan air makin tinggi. Mengubah lembah menjadi danau yang sekarang dinamai Danau Toba.
Emak dan anak kembali jadi ikan. Mereka hidup berdua menjaga danau Toba.
“Hoahm…Ibu hebat. Ceritanya seru. Mungkin aku akan mulai jadi anak berbakti dan tidak makan berlebihan lagi.” Kata katak kecil sambil terkantuk-kantuk
“Tidurlah Nak. Bagaimanapun tingkah seorang anak, kasih sayang ibu tidak akan ada habisnya. Selamat tidur, sayang”
Karena orang dah banyak tau, jadi penilaian akan lebih pada gaya bahasane Cha. Bukan pada alur critane. Dan aku kasih nilai.....
BalasHapusehm....
piro yo.....
sebelas duabelaslah ma Barbara Carthler.
Walah, sopo maneh iku..???
Barbara Cartland kali mas...wah wah pecinta novel2 romantis juga yak...sepp seep. Thx dah mampir
BalasHapus