Jumat, 27 Februari 2009

FIRST VS LAST LOVE in EUROPE

CHAPTER 3



Prestasi Salwa dan Collin selalu menjadi buah bibir di kalangan pelajar SD, di usia-usia yang serba ingin tahu ini, mereka dibuat pusing dan penasaran oleh kata yang bunyinya
“cinta”

Dan pandangan akan pasangan ideal yang pernah mampir di sebagian besar benak mereka adalah hubungan Salwa dan Collin.

Salwa sudah 2 musim kompetisi ini mengantongi juara tari, juara Cerdas Cermat, juara melukis, juara tarik suara, bahkan di Ujian Akhir Nasional kelas 6 ini pun Salwa lulus sebagai siswa peraih Nilai NEM tertinggi…duh dimana ya letak kekurangannya?

Hmm…Collin? Collin juga memenangkan berbagai juara, tapi sayang Collin tidak seberhasil Salwa di ujian tingkat terakhirnya ini. Kenapa?
Collin berasal dari keluarga terpandang yang sangat berkecukupan, namun karena suatu hal, kondisi keluarga Collin tiba-tiba saja merosot tajam. Collin yang belum cukup dewasa untuk memahami ini semua turut merosot prestasinya.

Hasil ujian Collin? Mm…lulus sih tapi mepet standar bawah, yang artinya Collin tidak akan diterima di salah satu SLTP unggulan di kota Malang, kecuali terjadi sebuah keajaiban.

***
Hari ini Pesta Kelulusan, Collin datang terlambat. Dalam suka citanya Salwa bertanya-tanya..
“Dimana Collin?”

Ya waktu telah berlalu begitu cepatnya, semua berubah kecuali perasaan Salwa dan Collin yang semakin tumbuh subur tak terkendali. Bagai pohon beringin yang tumbuh seiring bertambahnya usia mereka dan menjadi saksi kenakalan maupun prestasi siswa-siswi SD Unggulan ini.

“Oh..Collin pliss dateng dong, ini kan hari terakhir kita sekelas” Bisik lirih Salwa yang terbawa angin sepoi musim hujan.

Pesta kelulusan hampir berakhir, ketika di kejauhan pintu gerbang belakang sekolah, Collin datang tergopoh-gopoh dengan muka yang agak kacau.

Saat yang sama, Salwa melambaikan tangan haru kepada guru-guru tercinta dan almamaternya yang menoreh banyak kenangan…
“Aku akan pergi, Collin meski aku tak pernah mengatakannya padamu, aku yakin kau tahu. Aku menyukaimu dan aku harap kau bisa membaca pikiranku sehingga saat ini kau tahu apa yang harus kau lakukan…”

Doa Salwa dalam tiap langkah kecilnya yang semakin lama semakin jauh meninggalkan sekolah…

TO BE CONTINUE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar